ARTIKEL

DIABETES, PINTU MASUK SEGALA PENYAKIT

Publish By dr. Wiwid Samsulhadi, Sp.PD. FINASIM
Posted On 21 AUGUST 2020

                                      Dokter Spesialis Penyakit Dalam  RSU Haji Surabaya



 Diabetes dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi, seperti penyakit jantung koroner, stroke, obesitas, serta gangguan pada mata, ginjal, dan saraf. Organisasi Kesehatan Dunia WHO menetapkan tanggal 14 November sebagai Hari Diabetes Sedunia. Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah.



      Diabetes tipe dua umumnya dipengaruhi dan dipicu faktor risiko seperti pola makan, kurang beraktivitas, merokok, minum beralkohol, obesitas, hipertensi hiperglikemia, hiperkolesterol. dr. Wiwid Samsul Hadi, Spesialis Penyakit Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya mengungkapkan gaya hidup yang tidak sehat menjadi pemicu utama meningkatnya penyakit diabetes mellitus. Kalau penyakit diabetes mellitus tipe pertama memang terkait genetis atau keturunan. Untuk diabetes tipe 2 atau  tipe kedua ini yang kebanyakan dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat. Jika tidak dikelola dengan baik, diabetes dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi, seperti penyakit jantung koroner, stroke, obesitas, serta gangguan pada mata, ginjal, dan saraf. Ini yang harus diwaspadai. Jadi diabetes ini bisa dibilang sebagai pintu masuknya segala penyakit. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2013, sekitar 6,9% penduduk Indonesia dianggap mengalami diabetes. Tren dari penyakit ini juga selalu meningkat setiap tahunnya.



Penegakan diagnosis



Diagnosis untuk diabetes dapat ditegakkan dari pemeriksaan kadar gula darah. Seseorang dapat dikatakan mengalami diabetes apabila:




  1. Terdapat kadar gula darah puasa lebih dari 126 mg/dL, di mana puasa merupakan kondisi tidak adanya asupan kalori selama minimal 8 jam sebelum pemeriksaan.

  2. Terdapat kadar gula darah lebih dari 200 mg/dL setelah dilakukan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO), di mana seseorang mendapat asupan gula dengan beban glukosa 75 gram.

  3. Terdapat kadar gula darah sewaktu lebih dari 200 mg/dL yang disertai dengan keluhan klasik diabetes.



Selain itu, pada seseorang yang sudah didiagnosis menderita diabetes, dapat diperiksa kadar HbA1c setidaknya setiap tiga bulan sekali jika belum mencapai target gula darah, dan setiap 6 bulan sekali untuk mereka dengan kadar gula darah yang sudah stabil.



Gejala



Pradiabetes atau diabetes tipe 2 biasanya tidak menunjukkan gejala pada awalnya. Sementara itu, pada diabetes tipe 1, gejala dapat berkembang dengan cepat. Beberapa tanda dan gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 adalah:




  1.  Meningkatnya haus

  2. Sering buang air kecil

  3. Rasa lapar yang ekstrem

  4. Turun berat badan tanpa sebab

  5. Kelelahan

  6. Pandangan kabur

  7. Luka yang lama sembuh

  8. Sering mengalami infeksi, seperti pada gusi, kulit, vagina



Sementara itu dalam penanganan diabetes, dapat dilakukan hal-hal berikut ini:



1. Edukasi



Edukasi yang dilakukan mencakup pemberian informasi mengenai perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar penderita diabetes merasa termotivasi serta mendapatkan informasi mengenai perilaku hidup sehat. Informasi tersebut mencakup pemantauan gula darah mandiri, tanda dan gejala dari komplikasi yang dapat timbul, serta cara mengatasinya.



2. Pengaturan pola makan



Ini dapat disesuaikan untuk setiap penderita diabetes, seusai kebutuhan masing-masing. Namun, hal-hal yang perlu ditekankan adalah pentingnya keteraturan dalam pola makan termasuk jadwal makan, jenis makanan, serta jumlahnya. Bila penderita diabetes berkonsultasi dengan dokter, juga dapat dilakukan perhitungan berat badan ideal, asupan kalori yang disarankan setiap harinya, serta proporsi dari lemak, protein, dan karbohidrat yang dapat dikonsumsi.



3. Olahraga



Penderita diabetes disarankan berolahraga secara teratur, setidaknya 3–4 kali seminggu selama minimal 30 menit. Selain menjaga kesehatan, olahraga juga dapat membantu menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga memperbaiki kendali glukosa darah. Jenis-jenis olahraga yang disarankan adalah aktivitas aerobik seperti berjalan kaki, bersepeda, berlari, maupun berenang.



4. Pemantauan gula darah mandiri



Saat ini, banyak tersedia alat pengukur kadar gula darah yang mudah dipakai. Hasil yang didapat umumnya dapat dipercaya bila kalibrasi dari alat dilakukan dengan baik dan pemeriksaan dilakukan sesuai cara yang dianjurkan. Waktu yang dianjurkan untuk pemantauan gula darah mandiri adalah sesaat sebelum makan, 2 jam setelah makan, menjelang tidur, atau ketika mengalami gejala-gejala tertentu.



5. Pencegahan



Sangat penting untuk melakukan pencegahan diabetes jika Anda memiliki faktor risiko diabetes. Misalnya, jika Anda kelebihan berat badan atau mempunyai keluarga dengan riwayat diabetes. Untuk menghindari diabetes, menerapkan pola hidup sehat adalah kunci utama. Konsumsilah makanan sehat dan bergizi seimbang, berolahraga secara teratur, dan jaga berat badan tetap ideal.



 



 


  ARTIKEL TERBARU

          Setiap tahunnya, dunia memperingati pekan ASI pada tanggal 1-7 ... Selengkapnya
ASI (Air Susu Ibu) adalah s ... Selengkapnya
Tanggal 1-7 Agustus merupakan momen perayaan World Breastfeeding Week atau  ... Selengkapnya
         Apabila muncul kesemutan tanpa sebab yang jelas, misalnya terti ... Selengkapnya