ARTIKEL

FENOMENA VIRUS CORONA DAN PENTINGNYA PHBS SEBAGAI UPAYA PREVENTIF DAN KEWASPADAAN DINI DI MASYARAKAT

Publish By Irma Dian Permata, S.K.M.,M.Kes
Posted On 09 MARCH 2020

Penyakit Pneumonia yang ditimbulkan oleh virus Corona baru-baru ini sudah menimbulkan kematian ratusan warga China. Pusat dari wabah ini adalah kota Wuhan. Virus ini terdeteksi dengan jumlah terkonfirmasi di Hubei China dan di beberapa negara lainnya. Penyakit ini lebih dikenal dengan nama Flu Wuhan. Flu Wuhan yang bersumber dari novel corona virus (NcoV) muncul menjelang tahun baru China.Badan Kesehatan Dunia, WHO merilis hingga Kamis 6 Februari 2020, tercatat kasus baru di Wuhan bertambah 4.110 kasus dan kasus penyebaran virus corona tercatat 28.018 di seluruh dunia. Dalam sehari, lebih dari 70 orang meninggal dunia dan menjadikan total kematian mencapai 549 di Provinsi Hubei.Kematian akibat virus corona di China secara total mencapai 562 dan di seluruh dunia tercatat 564.Menurut Komisi Kesehatan China yang mengkonfirmasi dalam sehari penyebaran virus corona bertambah 2.987 kasus di Hubei. Angka tersebut menjadikan total infeksi virus corona mencapai 19.665 kasus di pusat penyebarannya. Hingga saat ini 14.314 pasien mendapat perawatan di Hubei, 765 diantaranya dinyatakan kritis. Saat ini kasus  tersebut telah menyebar di berbagai negara sedikitnya ada 18 negara seperti Amerika, Korea Selatan,Jepang,Taiwan,Nepal bahkan telah meluas hingga Asia Tenggara seperti Vietnam,Malaysia,Singapura.



Organisasi kesehatan dunia WHO telah merilis status infeksi virus 2019-nCov ini sebagai fenomena Outbreak atau Kejadian Luar Biasa (KLB) guna meningkatkan kewaspadaan tingkat global. Situasi ini disebut Public Health Emergency Of International Concern (PHEIC). Hal tersebut diartikan sebagai peristiwa luar biasa yang menjadi risiko kesehatan publik bagi negara lain melalui penyebaran penyakit internasional, serta memerlukan respon internasional yang terkoordinasi. Intinya adalah PHEIC bertujuan untuk mendorong negara-negara untuk bekerjasama mengatasi ancaman.Apabila suatu wabah dapat menimbulkan risiko untuk lebih dari satu negara dan membutuhkan respon internasional yang terkoordinasi, maka hal tersebut dapat didefinisikan sebagai situasi darurat global. Dengan kata lain, kriteria kejadian yang merupakan PHEIC adalah memberikan dampak atau berisiko tinggi bagi kesehatan  masyarakat, kejadian luar biasa (KLB) atau sifat kejadian tidak diketahui, berpotensi menyebar secara internasional dan berisiko terhadap perjalanan ataupun perdagangan. Dalam hal ini,deklarasi ini merupakan kesempatan WHO dengan panduan dari Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional untuk menerapkan tindakan yang tidak mengikat, tetapi praktis dan politis signifikan sehingga dapat menangani perjalanan, perdagangan, karantina, penyaringan, dan perawatan. WHO juga dapat menetapkan standar praktik global.Deklarasi ini menegsaskan bahwa darurat kesehatan saat ini serius dan harus menjadi tanggung jawab seluruh negara di dunia untuk menyelesaikannya. Pemerintahan negara-negara di seluruh dunia harus menerapkan kebijakan dan langkah strategis untuk memberikan perlindungan kesehatan masyarakat,mengalokasikan pendanaan dan sumberdaya untuk meredam penyebaran virus.



Wujud nyata langkah strategis Pemerintah Indonesia dalam menanggulangi penyebaran virus corona adalah dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2019 tentang Peningkatan Kapasitas Negara Dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespon Wabah Penyakit,Pandemi Global, dan Kedaruratan. Implementasi dari Inpres 4/2019 dilaksanakan dalam kerangka mencegah, mendeteksi dan merespon.Mencegah berfokus pada aspek-aspek penyempurnaan dan/atau pembentukan peraturan perundangan-undangan, peningkatan kemampuan surveilans dan analisis risiko, pengurangan risiko (mitigasi), penelitian dan pengembangan, kesiapsiagaan, peningkatan kerjasama bilateral, regional, dan multilateral, pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba, dan peningkatan keamanan pangan. Mendeteksi berfokus pada aspek-aspek sistem peringatan dini, investigasi, dan penanganan dini kasus berpotensi wabah. Merespons berfokus pada aspek-aspek manajemen darurat pembatasan penularan,penyelamatan dan evakuasi,dan pemulihan. Hal tersebut juga diwujudkan oleh Kementrian Kesehatandengan berbagai upaya dan langkah strategis dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi 2019-nCoV sesuai prinsip detect, to prevent and to response.Karena di Indonesia belum ada satupun terkonfirmasi kasus yang dilaporkan terjangkit 2019-nCoV, maka upaya deteksi dini dan upaya pencegahan yang perlu dilakukan.Adapun upaya deteksi yang dilakukan adalah penguatan cegah tangkal di pintu masuk negara, tersedia dan berfungsinya 195 thermal scanner di 135 pintu masuk negara. Disiapkan logistik untuk mencegah masuknya virus 2019-nCoV seperti thermal, scanner, APD, masker N 95 dan Healt Alert Card.Selain itu juga Kementrian Kesehatan telah mengirimkan Surat Edaran Dirjen P2P mengenai Kesiapsiagaan dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Penyakit Pneumonia dari Negara Republik Rakyat Tiongkok ke Indonesia kepada Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota, KKP, B/BTKL-PP, dan seluruh rumah sakit rujukan nasional dan regional, yang akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan situasi.



Pada dasarnya, infeksi virus bisa dicegah penularannya melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).PHBS merupakan semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun masyarakat luas dengan jalur–jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi.PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat. Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan.Dalam kaitannya dengan kasus penularan virus corona, peran PHBS sangat penting mengingat virus tersebut belum ditemukan vaksin dan obatnya.Meski mudah menular, virus ini dapat diantisipasi.WHO merilis langkah-langkah minimal yang bisa dilakukan bagi masyarakat umum agar terhindar dari risiko tertular penyakit virus 2019-nCov secara khusus, dan umumnya untuk penyakit virus maupun infeksi lainnya. Pencegahan dengan perilaku hidup bersih dan sehat adalah dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, terapkan etika batuk saat batuk atau bersin, konsumsi makanan bergizi dan seimbang, masak daging dan telur sampai matang, hindari menyentuh hewan atau burung secara langsung, segera ke tempat pelayanan kesehatan terdekat (Puskesmas,Klinik kesehatan,Rumah Sakit) bila mengalami gejala seperti Pneumonia Wuhan.Upaya ini juga didukung oleh gerakan masyarakat sehat (GERMAS) yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.Selain itu, masyarakat juga terus diberdayakan melalui informasi yang disampaikan terkait virus corona melalui penyebaran materi edukasi bagi masyarakat yang disampaikan antara lain bahwa virus ini dapat dicegah dengan selalu menjaga imunitas tubuh yang baik dengan melakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Sekali lagi bahwa Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati masih menjadi pilihan utama bahkan untuk kasus pandemic seperti virus corona.



 


  ARTIKEL TERBARU

“Terkadang aku merasa kosong dan sepi, padahal aku tinggal dan berkumpul bersama dengan kel ... Selengkapnya
Rumah Sakit Haji berada dekat dengan daerah industri, jadi tidak heran jika banyak karyawan pabri ... Selengkapnya
Limbah medis termasuk masker jumlahnya terus meningkat selama masa pandemi Covid-19. Selain sampa ... Selengkapnya
       Keterlambatan dikatakan berat, bila bayi tidak mau tersenyum sosial sa ... Selengkapnya