ARTIKEL

PEMANFAATAN SAMPAH DAPUR DAN SAMPAH DAUN DENGAN CAMPURAN BIOAKTIVATOR UNTUK PEMBUATAN KOMPOS

Publish By Anis Trisnaningsih, AMdKL
Posted On 21 JULY 2023

Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat dan gas. Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit. 



Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan  berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1) sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah  yang  berupa  debu/abu; dan 4) sampah   yang  berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya.



Masalah mengenai sampah sudah bukan menjadi masalah yang baru di Indonesia. volume sampah yang terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan keterbatasan lahan untuk pembuangan akhir adalah masalah yang harus segera dipecahkan. Apabila sampah-sampah  tersebut dibiarkan, akan terjadi penimbunan sampah yang pada akhirnya menimbulkan kerusakan lingkungan dan merugikan masyarakat. Selain itu, polusi udara, tanah, dan air yang disebabkan oleh sampah juga dapat menjadi sumber penyakit bagi manusia.



Dari jumlah kunjungan pasien yang semakin meningkat di RSUD Haji Propinsi Jawa Timur mengakibatkan daya konsumtif di lingkungan rumah sakit  meningkat pula, hal tersebut mengakibatkan peningkatan jumlah sampah  yang dihasilkan baik sampah organik maupun non organik. Berbagai upaya sudah banyak diselenggarakan guna mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya yaitu pembuatan pupuk kompos berbahan dasar sampah dari sampah organik sisa sayuran dan buah-buahan di Instalasi Gizi.



Pengomposan ialah salah satu dari berbagai metode pengolahan sampah organik dimana bertujuan untuk mengurangi dan juga mengubah komposisi sampah menjadi produk yang bermanfaat. Menurut Suwatanti (2017), pengomposan merupakan salah satu pengolahan limbah organik menjadi produk baru berupa humus dan pada umumnya kompos terbuat dari limbah organik yang berasal dari tumbuhan dan kotoran hewan, yang sengaja ditambahkan agar terjadi keseimbangan unsur nitrogen dan karbon sehingga mempercepat proses pembusukan dan menghasilkan rasio N/C yang ideal.



Dalam proses pembuatan kompos yang dilakukan jenis limbah organik rumah sakit yang digunakan berasal dari sisa sayuran, kulit buah, dan sampah dedaunan sebagai sumber nitrogen. Lalu digunakan pula sampah kering berupa daun kering sebagai sumber karbon. Sumber karbon dan nitrogen ini selanjutnya akan diurai oleh decomposer menjadi pupuk kompos. Waktu yang dibutuhkan dari proses ini mulai persiapan hingga pupuk kompos siap digunakan diperkirakan membutuhkan waktu kurang dari 4 minggu tergantung kapasitas pupuk yang akan dibuat. Timbulan    sampah   organik dari kegiatan instalasi gizi dan sampah taman yang digunakan untuk pembuatan kompos rata-rata per hari 30 kg.  Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi sampah yang berada di lingkungan rumah sakit dan apabila dapat diproduksi dalam sekala besar atau secara berkala maka akan memiliki nilai tambahan.



2. Bahan dan Metode



Metode dalam penulisan artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model deskriptif yang bermaksud memberikan gambaran mendetail terkait pembuatan pupuk kompos selama pelaksanaan, sekaligus menjelaskan langkah-langkah mulai dari sebelum pembuatan, proses, hingga output dan outcome tersebut. Data-data yang digunakan dalam pembuatan artikel ini merupakan data primer yang bersumber dari pengalaman dan observasi langsung, serta data sekunder yang diperoleh melalui kajian sejumlah literatur dan penelitian terdahulu terkait pembuatan pupuk kompos.



Adapun pembuatan pupuk kompos dalam program kerja ini memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut :



1). Sampah organik rumah tangga yang telah dikumpulkan kemudian dicacah hingga menjadi  berukuran  kecil. Semakin  kecil  partikel  cacahan  sampah, semakin cepat pengomposan berlangsung.



2). Selanjutnya, ditambahkan kompos jadi/tanah/pupuk kandang sebagai inokulan.



3). Bahan-bahan tersebut kemudian dicampurkan secara merata dengan larutan aktivator EM4 hingga mencapai konsistensi yang tidak terlalu kering.



4). Bahan  yang telah tercampur rata  kemudian  disimpan dalam wadah/tempat tertutup rapat  dan didiamkan selama 4 minggu.



5). Setiap  hari, bahan diaduk agar aerasi (aliran udara) dalam wadah berlangsung baik.



6). Selama   proses  pengomposan, suhu dalam   wadah   akan   naik. Ini menandakan bahwa mikroorganisme sedang bekerja.



7). Setelah 4 minggu, pengomposan selesai, ditandai dengan suhu dalam wadah yang menjadi normal kembali. Pada tahap ini, kompos siap digunakan.



 



 



 


  ARTIKEL TERBARU

Kasus positif Covid-19 di Indonesia pada kelompok usia anak kian menanjak mencapai sekitar 11-12 ... Selengkapnya
          Kehadiran buah hati atau anak merupakan ... Selengkapnya
Apa itu NSSI. Nonsuicidal Self-Injury (NSSI) merupakan perilaku melukai ... Selengkapnya
  “Seorang pria lanjut usia (lansia) berinisial S (63) ditemukan meninggal d ... Selengkapnya